Senin, 19 November 2018

Mari Mengerti

Saya tahu, beranjak pergi dari zona nyaman:aman memang bukanlah hal yang diinginkan setiap insan. Melepaskan sebuah ikatan juga ndak semudah mengembalikkan telapak tangan. Dan menghapus semua apa yang telah terjadi, saya rasa itu perlu perjuangan. Jangankan untuk menghapus, untuk berkata 'baik saya siap untuk merelakan' teramat susah untuk dilakukan. Berkabung menahan sesaknya rasa di dada. Mudah saja dilontarkan bukan, tapi hati? Sudah jangan diragukan lagi. Hati tak akan mampu kau ingkari. Selebihnya itu, hanya ada dirimu dan masa yang berkesudahan. Maukah berhenti mengharapkan atau maukah belajar mengikhlaskan? Saya tahu, ikhlas tak perlu diumbar, tak perlu dibeberkan. Segalanya akan indah dengan semestinya. Carut marutnya hatimu kini karena keadaan yang belum sigap untuk menerima. Tenang kawanku, kau tak perlu khawatir. Semua cerita:rasa yang telah hadir, bukan salah orang-orang yang ada didalam. Bukan juga kerena jarak. Memang baiknya begini. Dan terimakasih, untuk segala rasa yang masih tersimpan baik-baik dalam hati. Segala asa yang selaluku rajut baik dalam mimpi. Segala kabar baikmu yang selaluku nanti setiap hari. Akanku kembalikan pada Sang Pemilik Hati. Semangat Berjuang, Wahai Kasih.

Virlyanamd
Surabaya/22.11

7 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Tidak ada mengapa yang harus dijawab karena ;) Terimakasih

    BalasHapus
  5. Terima kasih atas segala rasa.
    Pada hari itu aku turut mengucap bahagia.

    BalasHapus

Bertambah Dewasa

Kalau kata Nadin, " Pada akhirnya kami semua berkawan dengan sebentar ". Yaa mungkin benar adanya kata itu. Kata nadin, " Kit...