Sabtu, 28 Juli 2018

Sajak Doa

Aku memelukmu dalam lingkar doa
Terpanjat ucap pada sang pencipta
Sesuatu yang tidak bisa kusebut bagaimana
Jika terucap, ahh sungguh sesak di dada
Aku sedang tak baik saja
Ragaku akan direnggut semesta
Hatiku akan menuju jeda
Dan aku apalah daya
Sebagian hatiku begitu gembira
Mendapatimu kabar bahagia
Yang telah memenangkan juara
Disisi kedua..
Kau akan pergi menyusuri Ibu Kota
Membawamu pergi untuk bekal sebuah masa
(Sementara) meninggalkan orang-tua
Pun juga aku dan tawa
Sejak dan jarak yang tahu kau dimana
Jauh, diujung sana..
Dengan banyak lalu siapa akan mulai disapa
Itulah alasan mengapa
Setidaknya ada hal yang masih aku bisa
Yaitu, Menikmatimu sebagai cahaya kegelapan
Sebuah harap dekapan, doa
Yang mengingatkanku sebagai sajak kesyukuran
Atas indahnya penciptaan
Sungguh. Begitu ku mendambakan.
Katakan,
"Kita akan baik-baik saja kan?"

Sabtu, 21 Juli 2018

Se-orang

Mata itu terlihat seperti menantang
Suara itu terdengar seperti sumbang
Langkah itu berjalan seperti menghadang
Kalimat itu terbaca seperti pedang
Jejak itu hilang seperti bayang
Tatapanku luruh seluruh daya pandang
Bergantung pada titik malam sebuah rasi bintang
Aku bergegas pulang
Berjalan seorang
Tapi tidak kutemukan jalan
Rute yang berceceran
Hanyalah kesesatan
Sinyal yang kudapatkan
Hanyalah kekosongan
Arah yang mengarahkan
Hanyalah kepalsuan
Dimanakah jalan?
Mengapa tidak kutemukan kebenaran?
Kepada Tuhan
Yang selalu aku percayakan
Tentang segala urusan
Kepada Tuhan
Aku percaya tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kesabaran
Yang kuperlukan hanyalah ketegaran 
Pun keikhlasan
Silahkan berkata demikian
Mungkin, tak akan ada lagi kepahaman
Semua terpisah tak beraturan
Semua terpisah tak lagi menghubungkan
Semua terpisah tak ada keutuhan
Semua terpisah--S u d a h
Hanya naungan kesendirian 
Renungan seorang insan
Dalam lirih kebimbangan

Virlyanamd

Rabu, 18 Juli 2018

Putri Kecil Ayah



"Ayah, sholat"
"Ayah, ngaji"
"Ayah, gendong"
"Ayah, balon"
"Ayah, es-krimm"
"Ayah, boneka"
"Ayah, nyanyi"
"Ayah, sakit kakiku jatuh-"

Dulu, dimasa kecilku
Ribuan kali aku memanggil namamu
Saat aku kecil, aku selalu terjaga olehmu
Sosok lelaki yang selalu menemani tidurku
Ayah, Itulah panggilan kesayanganku
Dulu, dimasa kecilku
Terhias tawa penuh gurau
Penuh kisah cerita baru
Tak pernah bosan Ayah mendengar cerita lucuku
Putri kecil yang tak pernah pilu
Seakan bahagia terus datang padaku

Mengenang kisah lama waktu dulu
Terasa begitu haru
Aku merasa baru kemarin aku berulang tahun yang ke-tujuh
Memakai gaun cantik yang lucu
Dengan rambut diikat satu
Memakai pita favoritku
Aku duduk dipangku
Dipeluk erat olehmu
Ah, aku sedih mengingat kala itu
Ayah tempat putri kecil mengadu
Namun, semua telah menjadi lalu
Penuh kenangan indah dulu
Dan sekarang hanya bisa menghargai waktu

Kini, Aku mulai beranjak dewasa
Masih kuingat masa indah saat bersamanya
Masih terasa pelukan hangat dekapnya
Masih kudengar suara serak darinya
Masih kulihat jelas wajah tampannya
Aku rindu merayumu meminta gendong di atas kepala
Merengek meminta balon berwarna merah muda
Marah saat tidak dibelikan es-krim di alun-alun kota
Menangis saat terjatuh dari sepeda roda tiga
Ayah, Aku 'Putri kecilmu' tumbuh besar atas kesabaran serta doa

Aku merasa begitu senang
Didekat Ayah aku tenang
Tanpa beban
Tanpa hambatan
Tanpa kegundahan
Tanpa keresahan
Memang benar,
Ayah adalah Cinta pertama bagi anak perempuannya

Ayah, Doaku semoga Tuhan selalu memberikan keberkahan diumurmu yang sudah tidak lagi muda
Selalu mengingatkan aku saat aku salah dan tak mau mengalah
Selalu ada untukku saat aku merasa sendiri dan merasakan betapa sakitnya patah hati
Selalu menjaga aku saat aku terjatuh dan rapuh atas kerasnya perjalanan ini

Selalu dan selalu itu, Aku menyanyangimu.

Virlyanamd

Jumat, 13 Juli 2018

Diantara Mereka Akulah Dia

Seseorang memanggilku dengan sebutan Aku
Sebuah sampul penuh liku 
Penuh arti akan hidup yang kian pilu
Memang benar sakit yang Dia rasakan
Memang benar perih yang Dia sembunyikan
Memang benar sesak yang Dia dapatkan
Semesta mengapa engkau begitu luas?
Mencaci rasa seakan tak pernah puas
Semesta mengapa engkau begitu kejam?
Membiarkan Dia jatuh hingga perlahan terbenam
Semesta mengapa engkau begitu liar?
Dengan mudahnya tertembus cahaya sinar
Namun kegelapan seakan terus mencekam
Tunggu! 
Aku mulai tahu, Aku ini siapa
Taburan kejujuran,
Ujaran kesakitan,
Deraian tangisan,
Untaian kerinduan,
Kau tuangkan dalam nada pesan
Aku merasakannya, akupun turut sakit didalamnya
Namun, maaf Aku tak berani menatapmu
Semua penuh tentangmu
Semua penuh dengan opini mereka
Berhamburan disetiap kepala manusia
Pada-Nya, Aku turut berdoa untukmu
Buatmu, Kamu adalah seseorang yang istimewa
Yang patut untuk diistemewakan pula
Kini,
Aku tahu akhirnya, Aku ini siapa
Karena Diantara mereka, Akulah Dia

(Virlyanamd)

Rabu, 11 Juli 2018

Just It

Kamu,
Tak perlu berlebihan untuk harus aku sukai
Tak perlu jadi yang mengagumkan untuk harus kusayangi
Kamu,
Cukuplah sabar menemani
Saat aku resah
Gundah
Atau marah
Terlebih saat aku salah
Tetaplah tinggal disini walau aku begitu membosankan

-md-

Sabtu, 07 Juli 2018

Tentang Malam

Aku tersipu penuh malu
Melihatmu malam itu, datang kerumahku
Dengan membawa tumpukan rindu
Rasanya, Bulanpun iri menatapmu
Andai Bulan bisa berbincang
Aku yakin dia akan mengatakan bahwa ada sesuatu yang lebih terang dari sinarnya
Itulah, Kamu
Gelapnya malam itu tergantikan parasmu
Kala binar mata ini tak sengaja bertemu
Aku terpaku
Ahh Senyummu,
Matamu,
Candamu,
Semua begitu lucu 
Entah kenapa bisa begitu?
Pipiku seakan terlihat merah jambu
Apa karena malam itu kita bertemu?
Setelah rindu yang tertahan sebulan lalu
Ahh, aku lupa baru sebulan saja tak bertemu
Mengapa rindu kian menggebu?
Namun, Dengarlah
Merindukanmu adalah suatu kesyukuran
Atas keyakinan-Nya yang membuat waktu kita terasa ada
Dan kembali bertemu denganmu adalah obat tanpa perlu syarat
Tentang malam yang menjelma jadi pertemuan,
Juga kisah-kasih dalam sebuah perbincangan

Selamat Malam,
Virlyanamd

Bertambah Dewasa

Kalau kata Nadin, " Pada akhirnya kami semua berkawan dengan sebentar ". Yaa mungkin benar adanya kata itu. Kata nadin, " Kit...