Selasa, 31 Desember 2019

Our Story Is Still Waiting To be Written...


Kiranya Desember adalah sebuah akhiran dari lembar cerita ini. 

Sama seperti kamu yang datang untuk menutup perjalanan menjadi langkah awal cerita yang lebih panjang. Segalanya lengkap, sayang. Berkatmu, kutemukan banyak pelajaran yang mengagumkan. Sederhananya bernama kenangan. Dan selebihnya adalah doa pengharapan. 

Percayalah, tidak ada kata yang lebih bahagia, selain saat kita berjalan bersama. Bukan berarti saat kita terhalang jarak aku tak merasakan bahagia. Segala kekhawatiran meramu ketika kita berada pada ruang berbeda. Di antara waktu dan angka di dalamnya selalu tumbuh rindu yang perlu dirawat dan dijaga. 

Terimakasih selalu hadir menemani lembar hitam putih kisah ini.
Terimakasih atas sabar untuk menghadapi sikap atau mungkin perasaanku yang datang kadang tak wajar.
Terimakasih untuk kehangatan dengan teduhmu yang ramah sebagai tempatku berpulang kerumah.
Dan terimakasih atas hadirmu, dengan motor kesayangan yang sudah sering membawa kita berputar tidak tahu arah namun selalu ada tempat berhenti untuk kita bersandar.

Sekali lagi, terimakasih yaa.   

Jombang, 31 Desember 2019. 

Kamis, 14 November 2019

Bicarakan, Waktu.

Waktu bagiku adalah proses penantian, sebuah kenyamanan yang sedang kutemukan dibalik persembunyian, doa di masa depan yang penuh keambiguan, dan bertemu seorang yang teristimewakan.


Ya, aku mengakui dan mengagumi, kamu. Aku dan kamu memang belum lama bertemu, tapi kita dekat kan? Iya, sedekat jauh yang mencoba didekatkan. Kita dekat, seperti jarum jam yang terus berputar tak pernah mencoba bertengkar. Baiklah, sekarang ijinkan aku untuk mengantarkan pesan menuju ruang hatimu.

Waktu bagimu saat ini, mungkin hampir sama denganku. Sama-sama sedang dipertemukan, sama-sama berada pada saat yang dibutuhkan, dan mungkin sama-sama menyimpan perasaan. Pada waktumu ini, aku ingin berbagi setiap detikku untukmu, akan kutitipkan pula rindu berjaga-jaga jika kamu butuh aku, aku siap ada disebelahmu.

Waktu kita bertemu, tidak pernah disangka akan berjalan seperti ini bukan? Kemarin kita adalah seorang teman yang dipertemukan dalam baris pencari pengetahuan. Aku masih ingat betul, bagaimana manis senyummu menampakkan dua garis merengkuh, seakan memeluk penuh rindu. Dan sorot tatapanmu yang tajam seoalah memberi arti nyaman. Hey kamu masih ingatkan?

Dan waktu-nya telah direncanakan dengan ketetapannya. Segalanya berjalan dengan semestinya. Segalanya adalah misteri. Segalanya adalah alur Ilahi. Sampai kita bicara soal hati, semua akan mejadi teka-teki. Bila tidak pas akan terbuang dan terganti. Tidak ada yang mengira aku dan kamu akan menjadi seperti ini, selain kami. Iya kami, antara aku, kamu dan Tuhan. Aku selalu berdoa kepada-nya untuk terus diberi kekuatan dalam menunggu waktu. Karenya kekuatan itu berasal. Aku juga meminta siap datang untuk bertahan, dan siap pergi mencoba mengikhlaskan, tapi tunggu bukan berarti aku siap untuk melupakanmu. Karena akan sulit bagiku untuk melepaskanmu. Hari ini dan masa depan. Kita tidak akan tahu waktu mana yang terbaik untuk kami. Cukup percayalah, tanpa perlu resah.  Niscaya doa baik akan turut mengamini.

Surabaya, 14 November 2019

Selasa, 21 Mei 2019

Aku tidak memaksa atau menyuruhmu untuk disini.
Jangan berjanji.
Aku tidak mau kamu terpaksa menaati.
Jika hanya ingin sementara singgah disini.
Biarlah aku menikmati.
Waktu sekejap untuk pengobat sepi.
Namun, biarkan juga aku berharap lebih.
Semoga kamu tetap disini.
Bersarang dihati.
Mengalir dalam nadi.
Tidak pergi.
Tidak sementara disini.
Bukan karena ada jalan buntu lagi.
Juga tidak tahu mau kemana,
Dan harus pergi ke mana.
Tapi karena sadar, memilih untuk tinggal.



Kamu, lagi.

Senin, 20 Mei 2019

Untukmu doa yang selalu ku sebut sebagai suatu hari, juga semoga yang selalu teramini. Perihal harapku yang terlalu tinggi atau hanyalah bunga mimpi. Kau disana berjuang, sedang aku disini menanti. Aku tak tahu kabar apa yang terjadi dihari ini. Atau lalu siapa yang mulai menyapa hati. Aku selalu bertahan. Terus mencoba paham bagaimana cara menghargai perasaan, juga menahan bagaimana, agar aku mulai mengurangi keegoisan serta kecurigaan. Darinya aku selalu belajar banyak pelajaran, 'bahwa jangan pernah meminta seseorang untuk mengerti keadaanmu'. Sejatinya, dalam hidup, setiap orang punya pilihan. Juga punya hati dan otak untuk menentukan. Jadi perihal paham yang tak lagi diperdulikan, itu sebuah keputusan yang tak bisa dipertanyakan. Ingat, dunia bukanlah sebuah permainan, semua harus dijalani dengan keseriusan. Dan pada sebuah jarak yang kian lama kian membentang, aku harap ini menjadi dasar kesabaran.



Kamu.

Kamis, 18 April 2019

Dariku

Kita semua tahu, bagian terpenting dalam hidup ini adalah bagaimana kita memuliakan sesama manusia. Memang tidak mudah untuk dijalankan. Dan benar butuh pengorbanan. 
Namun kali ini, aku ingin semua baik-baik saja. Apapun yang mereka pikirkan tentang aku, anggap saja semua sudah berlalu. Tentang bagaimana penilaian mereka padaku, tentang perlakuan manis mereka di depanku, ataupun bisikan yang tidak-tidak atas aku.

Bagiku yang paling utama, saat ini adalah penilaian di mata Sang Pencipta. Sebagaimana aku mengaminkan doa-doa yang tak akan pernah reda. Karena aku ingin hidup layaknya alam, begitu luas, liar namun selalu tentram. 
Pada senja-senja yang terbit di balik muram, sejujurnya aku tidaklah mendendam. Tidak! 
Untuk sekian kalinya aku pun bersyukur. Atas nikmat Sang Pencipta, aku berada di dekat orang-orang yang mengenalku dengan baik. Terlebih, aku selalu ingat pada hati selain aku. Akan pesan yang selalu merintih, seakan beban teramat pedih. Tanpa mereka tahu, aku selalu ingin berdamai pada kisah-kisah terdahulu. Aku tidak mau dipandang murka, atas nikmat dunia. Sedang Dia tetap pada pesan yang berbunyi ketidakberpihakan.

Dengan segala kerendahan hati, beribu maaf bertubi. Dan terimakasih, atas semua kebaikan yang selalu terlantunkan. Dalam kisah ini, aku mendapatkan banyak kesempatan penuh pendewasaan. Semoga senja dan pesanmu, berakhir dengan tabir bahagia. Sepatutnya aku ingin Dia merasakan kebahagian pula. 
Bukan bermaksud aku berbahagia di atas perpisahanmu. Atau aku berbahagia di atas kepedihanmu.

Jauh dari kata itu, aku ingin Dia bahagia selayaknya Sang Pencipta menerbitkan senja di antara kegelapan petang.
Aku ingin melihat Dia bahagia tanpa harus menyimpan rasa luka.
Aku ingin melihat Dia tersenyum bahagia, meski keadaan berpura untuk baik-baik saja.
Maaf dariku, atas segala ketidaktahuan. Hingga menciptakan jarak di antara jurang pemisah.
Maaf dariku, Maaf.
Dengan segala pengharapan, semoga bahagiamu dapat menjadi kenyataan. 
Semoga.


Dariku, 
Untuk sepenggal kisah yang tertinggal

Selasa, 09 April 2019

Derap

Yang tak bersuara, tapi bicara
Yang tenang, tapi juga tak diam saja
Ada yang saling menjauhi
Ada pula yang belajar menghampiri
Dan ada aku yang tak mau pergi dari sini

Sabtu, 16 Maret 2019

Dua Cangkir Kopi

Diatas meja coklat bundar setengah lingkaran. Dua cangkir kopi menjadi teman obrolan. Berhadapan pula aku dengan mu. Aku teramat suka melihat gerak-gerik senyummu. Karena itulah aku hobi merekam tiap jejak wajahmu. I learn you. Yang ingin aku lakukan saat itu adalah larut dan terbenam dalam perbincangan malam. Entah persetan apa sehingga kita akrab dengan malam itu.

Kamu tahu ? Dulu, aku ndak pernah merasa bahwa aku harus mendapatkanmu. Syukur sekali, bisa menjadi teman yang tanpa sungkan bertanya soal mata pelajaran. Sampai seringnya, aku lupa bahwa aku selalu mengganggu malammu untuk "bertanya bagaimana cara mengerjakan soal ini ?" Baiknya, kamu selalu mengajarkan aku dengan caramu yang terlihat unik. Kamu tahu ? Rasanya berada di radius terdekatmu sudah membuat dadaku bergemuruh. Aku kelabakan mencari cara menetralkan debaran ini. Sangat kencang membuat aku kepayang. Tapi, aku suka rasa ini. Dengan ini aku tahu mulai ada tanda yang tak beres pada perasaanku.

Dan malam itu, aku sempat berfikir, kamu adalah pria yang memiliki seribu diam. Berbicara pun sesuai yang diinginkan. Tapi ternyata, diammu malam itu berbicara lebih dari itu. Entah mengapa, aku merasa semua yang kamu ungkap disana adalah taburan kejujuran dari dirimu yang ingin kamu tunjukkan tanpa pernah kamu sesali. Suatu ikatan sama dalam hati. Aku tertegun, kali ini aku yang diam. Mencoba mengeja satu per satu kalimat yang baru saja terucap. Yang membuat aku tahu, pada malam itu semesta memang begitu luas juga liar.

Dua cangkir kopi kita semakin dingin. Dan suasana malam kembali menuntun pulang, seakan waktu secepat peluru. Menyesap kopi disudut ruang, menghabiskan pekan terakhir kita disana. Tak lupa tanganmu yang memegang bibir cangkir, satu tegukan yang membawa arti kerinduan. Menandaskan kopi mengusir rasa sepi.

Mendapati obrolan ditempat santai, jauh dari kata ramai ditambah iringan melodi adalah kenyamanan yang paling kamu suka. Ah, aku jadi teringat kamu! Sekarang, memang kamu tidak didepanku. Tapi yang meyakinkan aku pada detik itu. Sekali lagi, bahwa adamu disini, didepan mataku, tidak seharusnya disiakan. Karena kamu pantas untuk aku perjuangkan.


Aku dan kamu.

Jumat, 15 Maret 2019

Part of Lost Stars

I thought I saw you out there crying
I thought I heard you call my name
I thought I heard you out there crying
We're just the same

We're searching for meaning
But are we all lost stars trying to light up the dark?
Are we all lost stars trying to light up the dark?


Aku dan kamu

Sabtu, 09 Maret 2019

Ingat.

Jika tidak ada kata yang baik untuk Anda katakan, maka diamlah. Jika Anda ingin mengatakan sesuatu yang baik, tapi tidak tahu apa, maka tersenyumlah. Barangkali Anda perlu teman saat sepi, barangkali Anda perlu berbagi. Datanglah kemari, dimana pun aku ada disini. Siap menemani!.

Kamis, 21 Februari 2019

Ada Apa Dengan Rasa Lapar ?


Kalian pernah gak sih berpikir bagaimana ya rasa lapar itu bisa muncul ? Terkadang ada orang yang dikit-dikit sudah lapar, ujungnya makan. Ada juga nih yang gak doyan makan, jadi cuma makan waktu lapar doang. Kalo gak lapar ? Ya gak makan :(

Disini aku bakalan kasih tahu, sekilas pengetahuan tentang rasa lapar. Ternyata rasa lapar itu bukan hanya sebuah sinyal untuk kita ingin makan. Disamping itu ada beberapa teori psikologi tentang rasa lapar. Agak panjang sih penjelasannya, tapi tenang itu penting kok. Yuk, sharing!

Yang pertama yaitu Teori Set Points Assumption.
Rasa lapar banyak diatribusikan sebagai defisit energi, dan melihat makanan sebagai sumber untuk mengoptimalkan energi kembali. Setelah meal (makan besar) sumber energi seseorang diasumsikan mendekati set point nya dan menurun setelah tubuh menggunakan energi untuk memberi bahan bakar pada proses fisiologis. Ketika sumber energi turun dari set point maka hal tersebut akan memotivasi seseorang untuk makan besar lagi. Dan hal itu berlangsung terus menerus hingga set point tercapai. 

Yang kedua yaitu Teori Set Point Glukostatik dan Lipostatik beberapa peneliti mengatakan bahwa makan diatur oleh sebuah sistem yang didesain untuk mempertahankan set point glukosa darah. Saat kita lapar tingkat glukosa rendah sedangkan saat kita merada kenyang menandakan tingkat glukosa telah mencapai set pointnya, beberapa variasi dari teori tersebut dinamakan teori glukostatik. Teori lipostatik mengemukakan bahwa setiap orang memiliki set point untuk lemak tubuh, deviasi dari set point ini menghasilkan penyesuaian konsempatorik ada kadar lemak tubuh sehingga mencapai set point nya. Jadi, Teori glukostatik dan lipostatik saling melengkapi ya. Teori glukostatik menjelaskan tentang inisiasi, dan penghentian makan. Sedangakan teori lipostatik menjelaskan tentang pengaturan makan jangka panjang.

Yang ketiga yaitu Perspektif Insentif-Positif
Manusia dan Binatang - binatang lain normalnya tidak terdorong untuk makan oleh defisit energi, melainkan adanya rasa senang dan diantisipasi dengan makan, hal ini disebut dengan perspektif insentif-positif. Menurut perspektif insentif-positif adanya keberadaan makanan baik lah yang memunculkan dorongan bukan oleh defisit energi. Ada juga faktor lain yang mempengaruhi nilai insentif-positif nya, misal cita rasa dan sebagainya.

Sebenarnya kapan ya rasa lapar dapat terjadi ?
Kuncinya adalah kita dapat memahami bahwa makan besar bisa menimbulkan stress pada tubuh. Sebelum makan cadangan energy tubuh berada dalam keadaan keseimbangan homeostatic yang baik, ketika makan besar dikonsumsi, terjadi influx bahan bakar yang mengganggu homeostatis ke dalam aliran tubuh. Tubuh memasuki fase sefalik dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak influx yang mengganggu homeostatis yang segera tiba dan melepaskan insulin ke dalam darah dan mengurangi glukosa darah. Perasaan lapar yang kuat dan tidak menyenangkan bukanlah berasal dari tubuh anda yang meminta makanan melainkan sensasi persiapan tubuh untuk makanan yang diperkirakan mengganggu homeostatis. Rasa lapar sebelum makan disebabkan ekspektasi akan makanan bukan oleh deficit energy. 

Lalu, faktor apa yang mempengaruhi seberapa banyak kita makan ?
1. Sinyal kenyang
Makanan diusus dan glukosa yang masuk kedalam darah dapat menginduksi sinyal kenyang, yang menghambat konsumsi berikutnya. Sinyal ini bergantung pada volume dan nutritive density (kepadatan nutritive, volume kalori per unit).

2. Sham eating 
Studi tentang ini mengindikasikan bahwa sinyal kenyang dari usus atau darah belum tentu bisa langsung menghentikan makan. Weingarten dan kulinovsky menyimpulkan bahwa banyaknya makanan yang kita makan banyak dipengaruhi oleh pengalaman kita sebelumnya dengan efek psikologis makanan itu, bukan oleh efek segera.

3. Appetizer effect dan rasa kenyang
Biasanya saat kita pergi ke pesta kita akan dihidangkan beberapa appetizer, kita mungkin beranggapan bahwa makanan itu bisa mengganjal rasa lapar yang ada, namun sebaliknya appetizer justru meningkatkan rasa lapar jika dikonsumsi sebelum makanan utama.

4. Besarnya porsi makan dan rasa kenyang
Terdapat penelitian yang menunjukkan jika semakin banyak porsinya, kita cenderung makan lebih banyak, terdapat pula bukti bahwa kita akan makan lebih banyak jika menggunakan sendok berukuran besar.

5. Pengaruh social dan rasa kenyang
Pengaruh social juga berpengaruh, seberapa kita makan dapat dilihat dari apakah kita makan sendiri atau bersama-sama. 

Wah, tidak menyangka ya ternyata ada juga teori psikologi yang menjelaskan tentang rasa lapar. Jadi nambah pengetahuan kan ? Perlunya makan bagi tubuh itu penting ya. Jangan menunda untuk makan, karena banyak sekali gangguan makanan. Gangguan makanan ? Next, aku bakal kasih tahu lebih lengkapnya. 


Selamat membaca! 

Sumber:
Pinel, John P.J. 2009. Biopsikologi Edisi Ketujuh, Editor, Yogyakarta (ID) : Pustaka Pelajar
Kalat, J.W. (2012).Biopsikologi:Biological Psychology. Jakarta : Salemba Humanika

Sabtu, 09 Februari 2019

Tunggu, Sebentar Dulu

Untuk pertama kalinya aku mengantarkannya menuju tempat perpisahan, iya stasiun kota. Aku melihat keberadaannya yang tiba-tiba ada di depanku. Kita berhadapan. Saling diam. Tak banyak kata yang terucap pada keduanya. Aku mendengar helaan nafas teraturnya. Tiada suara. Hening tanpa kata. Untuk pertama kalinya aku kembali jatuh hati pada makhluk ciptaan-Nya. Aku bingung, lidahku kelu tak tahu harus berbuat apa. Jantungku berdebar kencang. Ingin segara ku bawa dia pulang.

Kali ini aku memberanikan untuk melihat matanya. Aku suka melihat tatapan matanya. Karena hanya dari tatapan matanya aku bisa mendapatkan sebuah ketenangan. Sorot matanya yang tajam, namun aku selalu menemukan kelembutan dari sana. Aku sangat aman ketika matanya mampu mengawasiku. Menjagaku.

Perlahan dia pamit. Aku hanya bisa berkata, 'hati-hati disana ya'. Dia masuk ke dalam. Dan aku masih menunggunya di depan pintu keberangkatan. Samar-samar ku lihat punggunggnya mulai menjauhi arah pandangan. Begitu cepat dia masuk ke dalam gerbong kereta. Kali ini dia benar-benar harus kembali pada perantauannya. Aku, ingin sekali menahannya. Masih ingin berbicara. Masih ingin bercerita tentang kita. Masih ingin lagi berjalan menyusuri kota. Berdua. Cukup, Sebentar saja. Namun, aku tak bisa berbuat apa-apa. Separuh hatiku, menahan sesak di dada. Air mataku seakan tak kuasa menahan. Tumpah ruwah. Tapi dia harus pergi. Dia harus kembali membangun masa depan. Aku tahu dia pergi untuk kembali.

Tak banyak kata yang kuucap sebelum keberangkatannya. Hanya diam dan saling menatap. Sungguh dalam aku jatuh kepadanya.


Aku dan kamu. 

Jumat, 08 Februari 2019

It Was Nice To See You Again

Semakin dalam aku berharap padamu. Semakin dalam pula aku ingin terus bersamamu. Tempat ternyaman sebagai apapun di hidupku.

Hari ini, kamu terlihat seperti biasanya. Memesona dengan senyum tawa. Kembali datang, membuatku betah tanpa sedikitpun lelah berbincang denganmu. Aku mendapatkan sudut ideal untuk melihatmu. Tidak mau titik fokus yang dari tadi sudah ku kunci, terpaksa teralihkan. Karena aku tidak mau menyia-nyiakanmu. Memandangi senyummu adalah sesuatu yang paling aku rindukan.

Lama kupandang, aku menyadari separuh jiwamu tak berdaya. Tapi kau tetap tersenyum mengatakan semua tidak apa-apa. Sambil ku menepuk tangan kirimu, kau masih tetap tersenyum. Aku tahu, tak semua kesedihan, kekecewaan serta pahit getirnya hidup harus ditandai dengan jatuhnya air mata. Kau bisa tertawa sepuasmu, dan berpura kau tidak apa-apa atau kau baik-baik saja. Tapi tidak! Aku tahu itu sakit, itu perih. Kau mempertaruhkan semua dan berjuang untuk keluarga, serta dirimu sendiri. Sungguh, betapa ia percaya bahwa Tuhan itu ada. Kau terus bersabar karena Tuhan punya rencana terbaik, begitu katamu.

Sebelum beranjak pulang. Kali ini aku benar-benar menjadi pendengar ceritamu. Sesuatu yang haru yang baru aku dengar dari mulutmu. Kau, tetaplah kuat meski terlalu merakit hingga terjarum dalam sakit. Aku akan selalu ada untukmu, sebagai apapun. Meski aku tidak ada di sebelahmu. Menggandengmu atau sekedar menepuk tangan serta pundakmu, untuk menghadapi masalah bersama. Tapi tenanglah. Aku akan selalu berdiri di belakangmu. Memang ndak terlihat. Namun cukup membuatmu merasa kuat.

Baris-baris kata yang selalu kugoreskan di atas lidahku seusai berdoa, selalu ada untukmu. Ku rapalkan namamu pada Tuhan untuk menjagamu disana. Semoga baik dan selalu terjaga.

Aku akan terus menantimu kembali, sebagai pelangi yang abadi.


Aku dan kamu. 

Rabu, 06 Februari 2019

Selamat Malam

Perbincangan tadi malam tidak ingin aku lupakan
Seperti aku yang tak akan melepasmu dari genggaman
Selalu ada yang tak terkisahkan dalam sebuah pertemuan
Ketika kita berbagi sapa
Memulai hari dengan bercerita
Obrolan malam denganmu begitu cepat
Seperti berakhir tanpa bertemu tamat
Karena akan berlanjut disetiap saat
Ditemani senyummu, kian malam kian menghangat
Jaga hatimu, hatiku dalam dekat
Meski jarak berteriak sekarat
Percayalah, Tuhan selalu memberi Rahmat
Untuk mu yang tengah berjuang merindu, Selamat! Kau memang terhebat.


Virlyana,

Rabu, 23 Januari 2019

Soreku

"22 Januari 2019. Sore itu, saya cukup merasakan debaran arti temu yang harus disegerakan tuntas. Rasanya seperti hutang rindu yang harus dibayar lunas. Soreku, dialun-alun kota teramat indah kala menunggumu. Soreku, tiada hentinya berucap syukur saat melihatmu. Soreku, berkesan saat senja kembali menuntunmu. Soreku, bersama makhluk yang baik hati sepertimu. Soreku, nyaman denganmu."



Virlyana,

Selasa, 15 Januari 2019

Saya Kangen.

Saya, kangen kamu. 

Aneh ya? Entah saya ndak tahu kenapa saya begitu merasa kangen. Banyak hal yang membuat kangen. Saya kangen, bukan karena dengerin musik kesukaanmu yang kalau didengar dimana letak nada, dimana letak suara. Saya kangen, bukan karena melihat muda-mudi yang mengumbar dengan mudah kisah asmaranya.

Saya, kangen kamu.

Setiap saya selesai berbincang dengan banyak pria. Saya cukup merasa lelah. Entah dimana posisi jelasnya. Bahkan pada topik yang sama, pembahasan yang sama, obrolan yang sama yang berlalu berjam-jam tanpa kamu, itu bikin saya semakin kangen. Mereka yang datang, tidak sama sepertimu. Bukan maksud saya untuk membandingkanmu dengan mereka, namun inilah yang saya rasa.

Saya, kangen kamu.

Mencari waktu berbincang saat ini adalah hal berharga. Sekalinya ada waktu, apapun itu bisa jadi ladang obrolan. Menanyakan banyak hal absurd, yang terkadang semakin tidak jelas arahnya. Hebatnya, kamu selalu menjadi pendengar yang baik. Dan baiknya lagi, kamu seringkali menciptakan respon yang menarik. Kamu memang selalu begitu. Sikap dan caramu yang membuat banyak orang merasa begitu nyaman berbincang didekatmu. Tak herankan, banyak yang memiliki harapan lebih padamu ?

Saya juga kangen.

Sebuah senyum sederhana dengan pola bibir yang masih sama. Membayangkan senyummu adalah kelancanganku yang tersengaja.

Saya kangen kamu, bagaimana kabarmu hari ini ?


15.00
Virlyanamd

Bertambah Dewasa

Kalau kata Nadin, " Pada akhirnya kami semua berkawan dengan sebentar ". Yaa mungkin benar adanya kata itu. Kata nadin, " Kit...