Jumat, 01 Juni 2018

Berkurang, lagi

'Ucap dialog sebelum ia pergi
Menahan untuk tetap kokoh berdiri
Walau berat dipikul sendiri
Umur bukan jaminan hari
Mari melangkah lagi'

Dalam hidup memanglah sebuah misteri. Umur sebagai bukti. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi detik ini, hari ini, besok, lusa, setahun bahkan sampai batas akhir waktu ini. Semua kuasa Ilahi. Kita adalah bagian dari drama yang selalu terbuai dengan dunia fana. Terbalut harta dengan riahnya materi. Begitu merana bila terus mengejar tawa. Ingat bahagia hanya cap pemuas suka. Dan sampai kata sakit terucap lantas, haruskah kembali mengingat siapa itu Pencipta? Ingatlah.
Itu Tuhan, yang mengatur hidup dan mati. Ia yang mengetahui apa yang akan terjadi. Bertambahnya usia boleh jadi semakin dekat dengan alam nyata. Sedih, sudah menjadi hukuman bila mendengar kata 'mati'. Namun, Jangan sampai murka pada asa, yang selalu memberi tanpa adanya kembali. Dalam renung diatas sajadah, tersadar atas semua serakah. Seakan makin berlimpah tertumpuk diatas tanah. Maaf atas semua desah yang beralamat tak puas, selalu kurang, selalu mengeluh, selalu tak sabar, selalu marah, tak mau kalah dan mengalah. Usia yang lalu biarlah menjadi kenangan, untuk semua pemanasan. Agar terus berproses kembali hingga terucap kata kemenangan, baik Dunia maupun Akhirat. Biarpun masalah datang menerjang yakinlah itu adalah kawan hidup. Berkurang satu umur lagi. Sambut umur baru dengan hati baru, tanpa ragu menjemput rindu pada sang waktu. Titip bulir air mata, yang akan menjadi saksi nyata perjalanan yang begitu menguras tenaga.
Kita insan yang harusnya selalu mengabdi, walau hanya sebuah amin usai kita doa. Semoga tidak akan sia-sia. Dan saat kita kembali pada Sang Pencipta, semoga dilancarkan menuju Surga.

-md-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bertambah Dewasa

Kalau kata Nadin, " Pada akhirnya kami semua berkawan dengan sebentar ". Yaa mungkin benar adanya kata itu. Kata nadin, " Kit...