Jumat, 25 Mei 2018

Temu

Aku sedang duduk pasrah menunggu
Dengan tangan berpangku dagu
Berharap ada yang tulus merindu
Hati lirih menggebu
Kian lama kian meragu
Tidak adakah yang berani merayu?

Angin malam kian mendayu,
Masih kulihat pukul tujuh
Lihat, siapa itu yang datang dengan kemeja biru?
Rupanya dia teman SMAku, dulu

'Hai' sapanya,
Semua dimulai dari persahabatan
Hingga larut dalam perasaan
Aku tahu,
Kamu hanya kebetulan
Atas keaguangan tanpa paksaan
Berkelana dalam roda kehidupan
Mencari kawan dalam kesepian

Adapun dua kemungkinan
Diawali dengan pertemuan dan akan terus dipertahankan
Diakhiri dengan perpisahan dan sama-sama kehilangan

Apa arti kegembiraan tanpa adanya senyuman ?
Tadi malam aku lihat benar sebuah pancaran 
Begitu nikmatnya ketulusan
Begitu indahnya kedamaian
Syair matamu yang menguatkan
Hingga aku yakin untuk bertahan
Aku tidak mau tersiksa karena kerinduan
Yang nyata itulah kebenaran
Aku ingin menjadi baik atas pilihan yang telah dihadapkan

Kenyamanan diakhir pekan
Itulah adanya
Malam itu adalah awal dari pertemuan
Aku berharap untuk terus mempertahankan
Tak ingin lagi perpisahan
Tolong, Jangan pernah terlintas ketika terbesit kata untuk mengakhiri
Ya, untuk suatu hari nanti
Sungguh itu menyesakkan

Ini kah buah dari kesabaran ?
Sudah lama aku bertahan untuk melupakan
Memuja seseorang dalam balik kenangan
Sudah saatnya aku menghapus semua coretan
Membuka lembaran dengan orang titipan kepercayaan
Sudah, akan kulepas saja semua penantian

Bersama Tuan,
Semoga menjadi perjalanan yang mengagumkan

-md-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bertambah Dewasa

Kalau kata Nadin, " Pada akhirnya kami semua berkawan dengan sebentar ". Yaa mungkin benar adanya kata itu. Kata nadin, " Kit...