Senin, 31 Desember 2018

Move On !

Bulan Desember 2018, kiranya sudah ada dipenghujung. Lalu, bagaimana dengan kabar penantianmu, sudahkah memiliki tanda akan berujung ?

Rasanya baru kemarin menapak ditahun 2018. Banyak sekali kenangan yang membekas.  Disetiap garis waktu yang tercipta, kita selalu berdampingan dengan beragam cerita. Suka cita. Duka derita. Cinta dan juga luka. Semua adalah roda-roda kehidupan. Kita hanyalah bagian dari tubuh yang sepatutnya menjalani perintah dari Sang Maha Kuasa.

Bagaimana pendapat kalian di tahun 2018 ini ? Hmm, tahun ini adalah awal dari perjuangan. Tahun yang sangat mengejutkan. Tahun yang memberikan arti bahwa hidup ini sangat bermakna. Tahun yang mempertemukan saya dengan orang-orang terkasih. Tahun yang mengizinkan saya untuk terus mencari pengalaman terbaik. Tahun yang memberikan ruang kehidupan baru. Tahun yang selalu mendekatkan saya pada keluarga dan juga sahabat. Tahun yang memberikan saya arti tentang kesabaran, kehilangan, kegagalan lalu bangkit. Tahun yang memberikan arti kekuatan agar terus bertahan. Juga tahun yang mengizinkan saya bertemu dengan mu dan harus rela berbagi jarak dengan rasa. Hehe :) Semua penuh makna yang merekah disetiap pengharapannya.

Sekarang, kita akan berpisah dengan tahun 2018. Kenapa sih suka banget sama perpisahan? Kenapa juga harus ada yang namanya perpisahan? Bukannya sudah nyaman ya sama tahun 2018? Terus kenapa pisah?

Supaya kita tahu bahwa, ada kesan yang teramat indah saat nanti kita bertemu lagi. Bertemu dengan kenangan manis yang sudah terpahat dalam hati. Tenang jangan takut, meski kita akan menjadi lampau dan akan tergantikan terkubur dengan baru. Percayalah takdir akan membawa jawaban terbaik untukmu.

2018 berlalu begitu cepat, dengan segala pelajaran yang kiranya membuat kita semakin kuat. Teruntuk 365 hari kebelakang, semoga menjadi salah satu proses pendewasaan terhebat. Bukan tentang hasilnya, namun dibalik itu banyak sekali pesan tersirat atau tersurat yang ingin disampaikan. Banyak sekali pelajaran yang memaksa kita untuk dimengerti dan direnungkan. Segala urusan yang selalu membuat kita tahu bahwa hidup memang sangat bermakna.

Terima kasih sekali lagi, pada jiwa-jiwa yang selalu ada, yang selalu hadir menginspirasi saya, menemani saya untuk menjadi pribadi yang hebat. Terlebih itu, banyak sekali pencapaian selama 2018 ini yang tak bisa saya sebutkan, sedang banyak juga pengharapan yang segara ingin menjadi nyata. Semoga kita semua diberi jalan yang lapang untuk mudah meraih mimpi. Hapus semua kesedihan yang pernah membara. Hapus segala pesakitan yang pernah dirasa. Lupakan semua, maafkan semua. Ambil saja hikmahnya. Beralih tahun, semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semangat, 2019 ya !


Salam hangatku,


Virlyana.

Minggu, 30 Desember 2018

Sebahagia ini

Api mungkin padam karna air
Panas akan hilang karna dingin
Mungkin juga hidup akan berakhir karna mati
Lain yang dicari, lain pula yang bersua
Tapi rinduku candu
Juga rasaku ini tak kan tercuil meski jarak hanya debu seserpih
Bukan tentang sebatas angka
Dan seluas semesta
Tapi tentang arti lapang dada
Hari ini penuh tanya dan penuh cerita
Entah mengapa begitu mudah untuk bahagia
Melukis senyum secerah bulan purnama
Walau sedikit bicara dan tak bertatap muka
Tapi aku bahagia Kau Lebih Dari Sekedar Menyapa...

Terima kasih,

23.30
•••

Kamis, 27 Desember 2018

16 per 34

Salam hangat. Bertemu lagi dengan kalian teman seperjuanganku, teman sejawat. Meski dikejar waktu yang kian menghambat. Kalian tetaplah yang terhebat. Kasih sedikit ruang agar kita saling mendekat. Tak usah berlama, bertemupun sudah menjadi syarat. Tak usah basa-basi singkat. Sekedar berpeluk, bercanda, mengulang kenangan yang tertambat. Ah, lucu ya kalau diingat. Tiga tahun berlalu begitu cepat. Tiga puluh empat, dari kalian yang sungguh memikat. Kalianlah sumber penguat. Sumber semangat dari pelepas penat. Disaat jarak yang tercipta menjadikan sekat. Kalian selalu ada berbagi tempat.

"ayoo ketemu, aku kangen", 
"hey aku pulang iki",
"fotbar duluu", 
"ojo nangisan",
"yaampun lama tak jumpa", 
"peh, dadi cah jateng",
"duh, surabaya panas rek",
"semangatt, bisa bisa",
"he, blabalaa".

Dimana lagi aku temui tempat sehangat mereka? Dekat. Lekat. Tepat. Memang kisah yang teramat. Memang rasa yang begitu berat. Masa SMA yang amat mengikat. Teruslah berjuang dimanapun itu kalian dapat. Teruslah berusaha, jangan saling menghujat. Semoga Allah selalu berikan sehat dan selamat. Jangan lupa sholat. Jangan lupa akhirat. Dan terimakasih atas segala perbincangan hari ini yang tak akan pernah tamat. Semoga selalu bermanfaat.


Setengah dari tiga puluh empat, lekaslah merapat..



Virlyanamd

Sabtu, 15 Desember 2018

Bolehkah ?

Lentara suka tercipta untuk seorang
Menjamu tunggu kunanti datang
Seoalah harap segeralah pulang
Aku cemas rasa yang renggang
Ini, tentang aku dan sebuah batas
Tentang hempas yang perlahan terkelupas
Aku menunggumu bicara
Kaupun menungguku bicara
Lalu siapa yang akan bersuara ?
Dalam bisik aku membisu
Bolehkah aku berkata rindu ?


Jombang
15.00

Senin, 19 November 2018

Mari Mengerti

Saya tahu, beranjak pergi dari zona nyaman:aman memang bukanlah hal yang diinginkan setiap insan. Melepaskan sebuah ikatan juga ndak semudah mengembalikkan telapak tangan. Dan menghapus semua apa yang telah terjadi, saya rasa itu perlu perjuangan. Jangankan untuk menghapus, untuk berkata 'baik saya siap untuk merelakan' teramat susah untuk dilakukan. Berkabung menahan sesaknya rasa di dada. Mudah saja dilontarkan bukan, tapi hati? Sudah jangan diragukan lagi. Hati tak akan mampu kau ingkari. Selebihnya itu, hanya ada dirimu dan masa yang berkesudahan. Maukah berhenti mengharapkan atau maukah belajar mengikhlaskan? Saya tahu, ikhlas tak perlu diumbar, tak perlu dibeberkan. Segalanya akan indah dengan semestinya. Carut marutnya hatimu kini karena keadaan yang belum sigap untuk menerima. Tenang kawanku, kau tak perlu khawatir. Semua cerita:rasa yang telah hadir, bukan salah orang-orang yang ada didalam. Bukan juga kerena jarak. Memang baiknya begini. Dan terimakasih, untuk segala rasa yang masih tersimpan baik-baik dalam hati. Segala asa yang selaluku rajut baik dalam mimpi. Segala kabar baikmu yang selaluku nanti setiap hari. Akanku kembalikan pada Sang Pemilik Hati. Semangat Berjuang, Wahai Kasih.

Virlyanamd
Surabaya/22.11

Jumat, 09 November 2018

Aku Dalam Ranah Aku

Inilah aku
Yang menerbitkan pesan dalam sebuah perasaan
Mengingat kisah juang hidupku pada keterpurukan
Jiwaku mati seperti patung tak bernyawa
Aku hancur terkubur dialam luas semesta
Kehidupan kelam diantara dua aktor manusia jenaka
Aku korban pesakitan 
Korban selimut fatamorgana
Korban pencari arti keadilan
Ah, sudah lama ku tanggung beban
Dimana letak kedamaian?
Harapan untuk bisa mendapatkan keistemewaan
Dari dua manusia yang selalu kuistimewakan
Aku rindu akan pelukan
Ayah Bunda,
Aku ini siapa?
Dilahirkan tapi terus diabaikan
Menua tapi terus dicampakan
Aku dalam Keakuan ku karena keadaan
Dan benar saja,
Logika telah membukakan mata
Bahwa nyawaku telah diambil alih sang kuasa
Tak berdaya untuk dipertanyakan
Jangankan harga diri, sudah jangan lagi bertanya
Cukup lihatlah, rasaku akan selalu ada
Terus mencinta dan kian mendamba
Hadirmu dalam segala bentuk nyata
Setia sampai di akhir masa
Tak lupa doa akan terus ku jaga
Untukmu Ayah Bunda
Meski segala atensi membutakan rasa
Sebab, kata demi kata akan terus tercipta
Selama sadarku untukmu, belum sirna
Sedari dulu, sebelum Aku dalam ke Akuan
Dan mungkin saja akan selamanya

Virlyanamd

Kamis, 06 September 2018

Masih saja

Masih ada kenangan. Masih saja mengharapkan
Masih saja terbayang masa lalu. Belum ingin berlalu
Ingin berdamai? Atau masih saja lanjut merangkai?
Masih saja merasa detak. Belum ingin beranjak
Masih saja merasa suka. Berani lebih kecewa
Masih saja merasa sayang. Tidak mungkin cepat hilang
Masih saja, ada hati yang tersimpan. Tidak mungkin bisa tergantikan
Masih saja menyebutnya langit? Pasti sulit bergegas pamit
Iya. Rumit.
Ini hati bukan untuk dimenang-kan :)

Virlyanamd

Minggu, 02 September 2018

Tunggu Rindu

Aku menemukanmu, namun masih dalam tanda semu
Aku mulai menatapmu tak biasa
Ada senyum sederhana yang membuat hati terpana
Ada detak yang melaju tak bisa dikendalikan
Aku mulai terjebak dalam kerinduan
Atas semua perbuatan, atas semua  kebaikan
Perlahan, kutiupkan pesan singkat untukmu
Ketidaktahuanmu membuat aku sempat meragu
Namun salah satu alasan kuatku adalah kamu
Yaitu rindu yang terbungkus syahdu
Ternyata akupun sering memelukmu kedalam titik haluku
Membiarkanmu berada dalam tokoh utamaku
Menjalankan skenarioku sebagai pengobat rindu
Menjadikanmu pengiring tidurku
Serta membawamu kedalam mimpi indahku
Aku menatap diriku teramat bodoh
Aku begitu candu untuk merindu
Maaf, karena hanya dengan itu aku bisa berbagi rindu
Mengarang cerita berlandas temu
Kamu Kamu Kamu
Selalu itu,
Dalam renung malam yang terus kusembunyikan
Aku memohon agar Tuhan mengabulkan
Atas segala harap yang mungkin menjadi kenyataan
Tak ada rasa bosan untuk terus mengamini
Setiap doa yang kusebut ditiap sepertiga malam ini
Dan terus meyakini, suatu saat nanti bila bertemu lagi
Dalam ikatan yang pasti
Maaf,
Maafkan takdirku yang terus memburu bayangmu
Karena aku sulit menemukan selain dirimu
Sekali kutemukan akan kujaga bila perlu
Kamu memang bukan penerjemah kode, yang suka merayu ramah
Mengatasnamakan rindu sebagai jalan amarah
Namun bila rindu datang bergemuruh, lekas cepatlah mengadu
Jangan sampai Ia runtuh, terlebih jika perlahan terbunuh
Karena obat rindu ialah temu
Dan juga doa yang terbalut bisu
Meski hanya diam sepi menunggu
Menanti kedatanganmu yang semakin pilu
Namun, percayalah rindu ini akan selalu tertuju untukmu
Pada sukma canduku
Yang bermodal rindu
Karena ingin bertemu

Virlyanamd

Sabtu, 01 September 2018

Sekian Kalinya

Sekian kali aku melihat
Ada mata yang tak berhenti memandang
Mengumpulkan segalanya yang pudar menghilang
Melepaskan pesakitan jejak bayang
Seolah tak ingin hanya sebatas kenang
Sekian kali aku mendengar
Ada suara yang tak berhenti berkata
Menyuarakan batinnya dalam lirih hampa
Memenjarakan raganya dalam batas aksara
Seolah tak ingin hanya sebatas harap asa
Wahai manusia yang berhati mulia
Aku tahu kau sedang bermuara lara
Dan Sekian Kalinya, Aku tahu
Itu luka
Kau tahu, tak semua yang dilihat dan didengar harus dijatuhkan ke dalam rasa
Karena di dunia ini ada banyak rasa yang menjelma dalam tawa juga duka.

Virlyanamd

Selasa, 07 Agustus 2018

Selamat Datang, Surabaya

Langkah ku dimulai lagi
Kali ini dikota baru, Surabaya
Tempat yang telah mengizinkanku untuk menuntut ilmu dan budaya..

Salam hangat dari Ibu Ayah
Aku pamit dari rumah
Berbekal restu dan sebuah amanah
'Nduk dimanapun tempatmu mencari ilmu jangan lupa selalu berdoa dan yakin, agar semua menjadi berkah.'

Aku mantabkan pijakanku di Kota orang
Aku yakinkan hatiku dengan lapang
Aku usahakan semua menjadi sebuah peluang
Mari melangkah, tanamkan semangat juang
Yaa, Karena kita sama-sama sedang berjuang, bukan menyerang
Kita saling mengingatkan, bukan melupakan
Kita adalah sebuah masa, satu untuk Kita Saling Terasa Ada 

Surabaya, Izinkan aku menaklukkan Kotamu. Izinkan aku mengabdi untuk bekal masaku. Izinkan aku memberi kabar gembira untuk kedua orang-tuaku.

Surabaya, 7 Agustus 2018
Virlyana

Kamis, 02 Agustus 2018

Cari Tahu, Bahagia Itu Perlu

Bahagia adalah pilihan. Semua orang berhak bahagia..
Saya mau bercerita. Yang sedikitnya ber-aroma rasa.
Sebenarnya sekarang saya sedang bahagia atau sedang berusaha menghapus duka? Entah kenapa saya begitu bimbang.
Saya beruntung berada disini. Banyak hal yang membuat saya mengerti. Tanpa harus dipahami. Tapi saya makin bingung dengan orang disini. Bukan. Saya ndak membenci. Saya justru minim akan rasa benci. Kenapa? Karena dari sinilah saya bahagia. Tanpa dibenci siapa dan harus membenci siapa.
Ada beberapa perasaan yang seharusnya tidak perlu diungkap. Namun ada beberapa hal yang memang harus diucap ketika sedang dirasakan. Karena, beberapa orang peka terhadap perlakuan. Sebagiannya peka terhadap ucapan.
Kamu terletak dimana? Hehe..

Saya merasa saya belum sepenuhnya menyampaikan apa yang saya rasakan. Lewat sikap saya ke kamu, lewat obrolan singkat untukmu. Lewat kata yang hanya sebatas kata, namun terselip makna. Saya rasa itu sejenis penyampaian tapi masih butuh konfirmasi, lewat ucapan temu. Saya senang melihat kamu begitu bersemangat dalam segala rutinitas. Saya lebih senang melihat senyum merekah walau hanya sebuah emoji diksi pada layar hp. Saya bahagia bisa menjadi pendengar cerita keseharianmu. Namun, Saya takut ketika melihatmu jauh, untuk menggapaimu lagi saya takut runtuh. Saya sedih, ketika melihatmu jatuh. Terlebih saat mengeluh, harus dengan apa saya buat kamu tetap berdiri teguh? Saya pun ingin menjadi tempat teduh untuk merengkuh semua keluh mu. Mendekapmu utuh. Tapi, Saya bingung.
Apa yang kamu rasakan?
Apa sama yang saya rasakan?
Apa bahagia?
Merasa berharga? 
Atau malah berduka?
Merasa tidak suka?

Biarlah, saya ndak perlu tahu. Itu hak kamu untuk merasakan. Walau saya tidak tahu apa kamu juga bahagia dengan saya? Namun, Saya ingin bahagia tanpa harus melihat orang lain terluka. Bukan bualan, pujian dan rayuan. Ini sebuah kesyukuran. Sesederhana saja. Dan, Saya mau bilang. Terimakasih atas semua ini. Terimakasih atas segala waktu-Nya yang memudahkan saya mengenalmu. Sedekat ini. Semudah ini. Saya senang kamu disini. Saya senang kamu menemani. Terimakasih, bagi saya kamu telah menjadi bagian dari hati, yang diberikan Tuhan untuk selalu saya jaga. Selalu. Yang membuat saya bahagia ditiap hari. Yang membuat saya bersemangat menjalani. Saya bersyukur atas adamu disini. Dan, Maaf saya harus bilang begini. Karena saya ndak mau pergi dari tempat ini. Ndak berharap pindah dari sini. Pingin terus disini. Entah sampai kapan nanti. Karena saya bahagia disini. Tepat denganmu, Hati.

Virlyanamd

Sabtu, 28 Juli 2018

Sajak Doa

Aku memelukmu dalam lingkar doa
Terpanjat ucap pada sang pencipta
Sesuatu yang tidak bisa kusebut bagaimana
Jika terucap, ahh sungguh sesak di dada
Aku sedang tak baik saja
Ragaku akan direnggut semesta
Hatiku akan menuju jeda
Dan aku apalah daya
Sebagian hatiku begitu gembira
Mendapatimu kabar bahagia
Yang telah memenangkan juara
Disisi kedua..
Kau akan pergi menyusuri Ibu Kota
Membawamu pergi untuk bekal sebuah masa
(Sementara) meninggalkan orang-tua
Pun juga aku dan tawa
Sejak dan jarak yang tahu kau dimana
Jauh, diujung sana..
Dengan banyak lalu siapa akan mulai disapa
Itulah alasan mengapa
Setidaknya ada hal yang masih aku bisa
Yaitu, Menikmatimu sebagai cahaya kegelapan
Sebuah harap dekapan, doa
Yang mengingatkanku sebagai sajak kesyukuran
Atas indahnya penciptaan
Sungguh. Begitu ku mendambakan.
Katakan,
"Kita akan baik-baik saja kan?"

Sabtu, 21 Juli 2018

Se-orang

Mata itu terlihat seperti menantang
Suara itu terdengar seperti sumbang
Langkah itu berjalan seperti menghadang
Kalimat itu terbaca seperti pedang
Jejak itu hilang seperti bayang
Tatapanku luruh seluruh daya pandang
Bergantung pada titik malam sebuah rasi bintang
Aku bergegas pulang
Berjalan seorang
Tapi tidak kutemukan jalan
Rute yang berceceran
Hanyalah kesesatan
Sinyal yang kudapatkan
Hanyalah kekosongan
Arah yang mengarahkan
Hanyalah kepalsuan
Dimanakah jalan?
Mengapa tidak kutemukan kebenaran?
Kepada Tuhan
Yang selalu aku percayakan
Tentang segala urusan
Kepada Tuhan
Aku percaya tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kesabaran
Yang kuperlukan hanyalah ketegaran 
Pun keikhlasan
Silahkan berkata demikian
Mungkin, tak akan ada lagi kepahaman
Semua terpisah tak beraturan
Semua terpisah tak lagi menghubungkan
Semua terpisah tak ada keutuhan
Semua terpisah--S u d a h
Hanya naungan kesendirian 
Renungan seorang insan
Dalam lirih kebimbangan

Virlyanamd

Rabu, 18 Juli 2018

Putri Kecil Ayah



"Ayah, sholat"
"Ayah, ngaji"
"Ayah, gendong"
"Ayah, balon"
"Ayah, es-krimm"
"Ayah, boneka"
"Ayah, nyanyi"
"Ayah, sakit kakiku jatuh-"

Dulu, dimasa kecilku
Ribuan kali aku memanggil namamu
Saat aku kecil, aku selalu terjaga olehmu
Sosok lelaki yang selalu menemani tidurku
Ayah, Itulah panggilan kesayanganku
Dulu, dimasa kecilku
Terhias tawa penuh gurau
Penuh kisah cerita baru
Tak pernah bosan Ayah mendengar cerita lucuku
Putri kecil yang tak pernah pilu
Seakan bahagia terus datang padaku

Mengenang kisah lama waktu dulu
Terasa begitu haru
Aku merasa baru kemarin aku berulang tahun yang ke-tujuh
Memakai gaun cantik yang lucu
Dengan rambut diikat satu
Memakai pita favoritku
Aku duduk dipangku
Dipeluk erat olehmu
Ah, aku sedih mengingat kala itu
Ayah tempat putri kecil mengadu
Namun, semua telah menjadi lalu
Penuh kenangan indah dulu
Dan sekarang hanya bisa menghargai waktu

Kini, Aku mulai beranjak dewasa
Masih kuingat masa indah saat bersamanya
Masih terasa pelukan hangat dekapnya
Masih kudengar suara serak darinya
Masih kulihat jelas wajah tampannya
Aku rindu merayumu meminta gendong di atas kepala
Merengek meminta balon berwarna merah muda
Marah saat tidak dibelikan es-krim di alun-alun kota
Menangis saat terjatuh dari sepeda roda tiga
Ayah, Aku 'Putri kecilmu' tumbuh besar atas kesabaran serta doa

Aku merasa begitu senang
Didekat Ayah aku tenang
Tanpa beban
Tanpa hambatan
Tanpa kegundahan
Tanpa keresahan
Memang benar,
Ayah adalah Cinta pertama bagi anak perempuannya

Ayah, Doaku semoga Tuhan selalu memberikan keberkahan diumurmu yang sudah tidak lagi muda
Selalu mengingatkan aku saat aku salah dan tak mau mengalah
Selalu ada untukku saat aku merasa sendiri dan merasakan betapa sakitnya patah hati
Selalu menjaga aku saat aku terjatuh dan rapuh atas kerasnya perjalanan ini

Selalu dan selalu itu, Aku menyanyangimu.

Virlyanamd

Jumat, 13 Juli 2018

Diantara Mereka Akulah Dia

Seseorang memanggilku dengan sebutan Aku
Sebuah sampul penuh liku 
Penuh arti akan hidup yang kian pilu
Memang benar sakit yang Dia rasakan
Memang benar perih yang Dia sembunyikan
Memang benar sesak yang Dia dapatkan
Semesta mengapa engkau begitu luas?
Mencaci rasa seakan tak pernah puas
Semesta mengapa engkau begitu kejam?
Membiarkan Dia jatuh hingga perlahan terbenam
Semesta mengapa engkau begitu liar?
Dengan mudahnya tertembus cahaya sinar
Namun kegelapan seakan terus mencekam
Tunggu! 
Aku mulai tahu, Aku ini siapa
Taburan kejujuran,
Ujaran kesakitan,
Deraian tangisan,
Untaian kerinduan,
Kau tuangkan dalam nada pesan
Aku merasakannya, akupun turut sakit didalamnya
Namun, maaf Aku tak berani menatapmu
Semua penuh tentangmu
Semua penuh dengan opini mereka
Berhamburan disetiap kepala manusia
Pada-Nya, Aku turut berdoa untukmu
Buatmu, Kamu adalah seseorang yang istimewa
Yang patut untuk diistemewakan pula
Kini,
Aku tahu akhirnya, Aku ini siapa
Karena Diantara mereka, Akulah Dia

(Virlyanamd)

Rabu, 11 Juli 2018

Just It

Kamu,
Tak perlu berlebihan untuk harus aku sukai
Tak perlu jadi yang mengagumkan untuk harus kusayangi
Kamu,
Cukuplah sabar menemani
Saat aku resah
Gundah
Atau marah
Terlebih saat aku salah
Tetaplah tinggal disini walau aku begitu membosankan

-md-

Sabtu, 07 Juli 2018

Tentang Malam

Aku tersipu penuh malu
Melihatmu malam itu, datang kerumahku
Dengan membawa tumpukan rindu
Rasanya, Bulanpun iri menatapmu
Andai Bulan bisa berbincang
Aku yakin dia akan mengatakan bahwa ada sesuatu yang lebih terang dari sinarnya
Itulah, Kamu
Gelapnya malam itu tergantikan parasmu
Kala binar mata ini tak sengaja bertemu
Aku terpaku
Ahh Senyummu,
Matamu,
Candamu,
Semua begitu lucu 
Entah kenapa bisa begitu?
Pipiku seakan terlihat merah jambu
Apa karena malam itu kita bertemu?
Setelah rindu yang tertahan sebulan lalu
Ahh, aku lupa baru sebulan saja tak bertemu
Mengapa rindu kian menggebu?
Namun, Dengarlah
Merindukanmu adalah suatu kesyukuran
Atas keyakinan-Nya yang membuat waktu kita terasa ada
Dan kembali bertemu denganmu adalah obat tanpa perlu syarat
Tentang malam yang menjelma jadi pertemuan,
Juga kisah-kasih dalam sebuah perbincangan

Selamat Malam,
Virlyanamd

Rabu, 27 Juni 2018

Masih Adakah Pemimpin?

Untuk apa bekerja
Kalau hanya inginkan harta
Untuk apa duduk dikursi
Kalau hanya pandai korupsi
Untuk apa bangun jembatan
Kalau hanya pamer jabatan
Untuk apa gedung bertingkat
Kalau hanya memikat rakyat
Hey, Tuan
Kami butuh pemimpin yang pandai bercermin
Merangkul beban orang miskin
Meyongsong budi baik toleransi
Tidak mencaci,
Tidak memaki,
Tidak bermodal sensasi dan iming materi
Mau berbagi,
Mau memahami,
Mau mengerti,
Negeri ini tak butuh janji
Negeri ini butuh bukti
Dimana pemimpin yang adil?
Yang mengerti bagaimana derita kami?
Situasi yang kian meragu akan aspirasi
Golongan tinggi namun miskin hati,
Semena menuai politik; namun hanya pelik
Mana yang dikata NKRI harga mati?
Tuan, Jangan lupa diri
Kami butuh akan keadilan
Kami adalah umat bertoleransi
Kami rindu pemimpin sejati
Bukan sekedar ajang promosi
Kami memilih Tuan, 
Untuk membantu memajukan kehidupan
Kami memilih Tuan,
Untuk mengurangi segala penderitaan
Kami memilih Tuan,
Untuk melawan keterpurukan
Bantu ulas kami, jangan tindas kami (Virlyanamd)

27 Juni 2018,

Senin, 25 Juni 2018

Hujan Sampaikan Pesan

Malam ini hujan datang Sayang
Aku merasakan begitu tenang
Cukup deras rintiknya
Cukup kencang anginnya
Cukup dingin hawanya
Cukup jelas rindunya
Setiap tetes yang terjatuh diatas tanah
Selalu kusambut dengat penuh ramah
Aku berpesan agar tetesnya mau menyampaikan sedikit rinduku
Ah, aku jadi ingat kamu
Apa kabarmu ?
Sesederhana saja yang kuharap darimu
Semoga sehat selalu
Seperti rindu ini
Acapkali hadir seperti hujan yang tiba-tiba datang
Tapi aku suka caranya
Aku suka manjanya
Bahkan sering kutunggu bila tak berkunjung datang
Untuk cerita cinta hujan yang tak akan pernah usai 
Dan rindu yang tak kunjung sampai


25 Juni 2018,
Pada hujan pertama, Pertanda rindu

-m.d-


Untuk Hujan Yang Tiap Hari Datang Oleh : DPR_17

Cerah Menyapa tak Tau Menunjukkan Jam Berapa. 
Yang Aku Tau Itu Menghapus Pagi Buta.
Tapi Semuanya Nampak biasa-biasa saja. 
Terik pun akhirnya Menyapa jua. 
Lagi-lagi aku tak tau jam berapa.
Hanya saja menu makan siang sudah ada di meja.
Tak tau mengapa ada yang berbeda. 
Kala Awan Yang Semula Suci Menjadi Sedikit Gelap... 
Tak laiknya saat Mata Terlelap. 
Yang Muncul adalah Rindu seolah menyadap.
Dan Hati Penuh dengan Asap. 
Sesak... Karena rindu yang selalu mengendap... 
Biarkan ia selalu datang, meski sesak tapi aku senang. 
Untuk Hujan yang Tiap Hari Datang. 
Aku Merindukan Dia Seorang.

25 Juni 2018

Kamis, 14 Juni 2018

Selamat Bertemu Kembali

'Hari ini, puasa terakhir
Dan malam takbir selalu dinanti hadir'

Begitu Indah Ramadhan kali ini. Begitu dekat dengan orang terkasih. Berkenalan dengan partisipan baru. Saling berbagi waktu. Terkadang itu semua membuat aku semakin pilu. Aku terus mengadu padaMu. Maafkan atas khilafku. Maafkan atas semua perbuatan burukku. Ramadhan. Hadirmu tak pernah membuat bosan sedetikpun. Ramadhan. Engkau datang membawa keberkahan. Semuanya digandakan. Pahala berlimpahan. Ramadhan. Hadirmu selalu ditunggu. Untuk semua umatMu. Untuk jalan kebenaranMu. Ramadhan. Sungguh bulan suci, semua terpenuhi. Dosa pun terampuni. Dalam pelupuk ingatanku, jelas tergambar begitu banyak sinyal pemberitahuan untuk ku terus berada pada jalanMu. Maafkan aku, bila pernah berpura-pura tidak tahu. Padahal jalan kebenaran ada didepan mataku. Jujur, Aku malu. Masih banyak dosa dan begitu banyak kesalahan. Semua jelas tergambarkan. Tanpa dijelaskan. Aku hanya berharap agar terus bertemu Ramadhan ditiap tahunnya. Pun orang didalamnya tetap sama. Tidak berkurang jumlahnya. Terlebih jika bertambah ada. Aku Selalu berharap agar terus menjadi yang terbaik dijalanNya. Karena aku ingin terus memperbaiki diri, hati dan seluruh jiwa ini. Aku bersyukur kali ini. Untuk semuanya. Semua yang terkasih. Semoga amalan kita diterima. Amin.

Mohon Maaf Lahir dan Batin -Virlyanamd-

Rabu, 13 Juni 2018

Suka-Suka

Kamu suka menyembunyikan, Aku suka mengungkapkan
Kamu suka diam, Aku suka senyum
Kamu suka menatap masa depan, Aku suka flashback kenangan
Kamu suka kopi, Aku suka eskrim
Kamu suka bermain logika, Aku suka berpikir realis
Kamu suka bicara pengalaman, Aku suka bicara perasaan
Kamu suka pemberitahuan, Aku suka harapan
Kamu suka bercengkrama, Aku suka mengabadikan
Kamu suka kesepian, Aku suka keramaian
Kamu suka mendengar, Aku suka curhat
Ah, Semua berbeda ya ?
.
Menurutku; Ada satu, 'mungkin'
Kamu suka, Aku juga suka 


-m.d-

Selasa, 12 Juni 2018

'Aku' Siapa ?

Aku ini siapa sebenarnya?
Kenapa berdialog ramah dengan mereka?
Atau, Aku sampah pemuas jiwa?
Sampah, pemutus dua manusia?
Yang datang menyisakan kesakitan diantara mereka 
Yang datang tanpa disadari sebagai pembawa lara
Yang ingin berdamai pada ketenangan yang baru ku jumpa,
Yang ingin berlindung tanpa mencari bara dusta
Bukan, aku hanya ingin mencari teman dalam ketulusan
Sudah kujumpa, diantara mereka. 
Tunggu, 'Aku' ini siapa?
Semena datang untuk berteman
Hanya untuk menambah beban
Aku melihat, ada sosok raga dibalik binar mata
Dia, Wanita sempurna 
Yang mengeja lembar doa, agar tak lagi berkabung duka
Aku peduli pada mereka
Akupun takut durhaka padaNya
Pada kebencian terhadap sesama
Akankah ada?
Dia mencoba ikhlas bertahan,
Tapi 'Aku' ?
Seperti kehadiran fana yang berharap ada
Maaf bila aku merusaknya,
Pada ilusi yang hanya lewat
Lalu tamat..

-m.d-

Jumat, 08 Juni 2018

Sedikit Lelah, Jangan Resah!

'Bangkit dari jatuhmu
Rakit lagi semangatmu
Hapus air matamu
Aku ada untukmu'

Sebagian dari kita, meyakini masalah selalu datang secara tiba-tiba. Tidak bisa ditarget akan bisa seperti ini? Mengapa begini? Dan kenapa aku harus aku? Hey jangan merundung pilu. Ingat waktu. Jangan patah semangat untuk dunia yang hanya sesaat. Lihat mereka orang terdekat, yang selalu memberikan kita pelukan hangat. Meskipun hanya sebuah ucapan juga senyuman sekejap, pasti akan terus melekat. Jangan dengarkan mereka yang melihatmu sebagai orang yang sudah tak punya akal sehat. Mereka hanya iri, karena kita terus berusaha. Kejar apa yang seharusnya milik kita. Berusaha untuk mendapatkannya. Jangan mengeluh pada kehadirannya, yang datangnya membuat hati kian meruntuh. Jangan mengeluh. Percayalah peluhmu akan segera sembuh. Jangan menangis lagi, simpan energimu. Ada yang lebih penting dari menyesali. Teruslah berusaha jangan lupa doa. Jangan bosan. Karena aku peduli. Aku mengerti. Aku disini. Lelah itu pasti, namun jangan terlena. Kita harus bangkit, tak kenal lelah ataupun resah. Mari melangkah melewati kegelapan yang penuh misteri. Akan kita temui nanti seberkas cahaya sebagai petunjuk dan harapan. Menanti. Jangan pasrah atas apa yang belum terjadi dan yang akan terjadi. Setiap masalah adalah ujian kehidupan, bukan berarti kita salah. Hanya perlu bebenah. 

Dan, 
Pada intinya; Masalah sejatinya adalah proses pendewasaan diri untuk terus membenahi diri, agar tak kufur atas nikmat Ilahi. Semangatt❤

-m.d-

Jumat, 01 Juni 2018

Berkurang, lagi

'Ucap dialog sebelum ia pergi
Menahan untuk tetap kokoh berdiri
Walau berat dipikul sendiri
Umur bukan jaminan hari
Mari melangkah lagi'

Dalam hidup memanglah sebuah misteri. Umur sebagai bukti. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi detik ini, hari ini, besok, lusa, setahun bahkan sampai batas akhir waktu ini. Semua kuasa Ilahi. Kita adalah bagian dari drama yang selalu terbuai dengan dunia fana. Terbalut harta dengan riahnya materi. Begitu merana bila terus mengejar tawa. Ingat bahagia hanya cap pemuas suka. Dan sampai kata sakit terucap lantas, haruskah kembali mengingat siapa itu Pencipta? Ingatlah.
Itu Tuhan, yang mengatur hidup dan mati. Ia yang mengetahui apa yang akan terjadi. Bertambahnya usia boleh jadi semakin dekat dengan alam nyata. Sedih, sudah menjadi hukuman bila mendengar kata 'mati'. Namun, Jangan sampai murka pada asa, yang selalu memberi tanpa adanya kembali. Dalam renung diatas sajadah, tersadar atas semua serakah. Seakan makin berlimpah tertumpuk diatas tanah. Maaf atas semua desah yang beralamat tak puas, selalu kurang, selalu mengeluh, selalu tak sabar, selalu marah, tak mau kalah dan mengalah. Usia yang lalu biarlah menjadi kenangan, untuk semua pemanasan. Agar terus berproses kembali hingga terucap kata kemenangan, baik Dunia maupun Akhirat. Biarpun masalah datang menerjang yakinlah itu adalah kawan hidup. Berkurang satu umur lagi. Sambut umur baru dengan hati baru, tanpa ragu menjemput rindu pada sang waktu. Titip bulir air mata, yang akan menjadi saksi nyata perjalanan yang begitu menguras tenaga.
Kita insan yang harusnya selalu mengabdi, walau hanya sebuah amin usai kita doa. Semoga tidak akan sia-sia. Dan saat kita kembali pada Sang Pencipta, semoga dilancarkan menuju Surga.

-md-

Jumat, 25 Mei 2018

Temu

Aku sedang duduk pasrah menunggu
Dengan tangan berpangku dagu
Berharap ada yang tulus merindu
Hati lirih menggebu
Kian lama kian meragu
Tidak adakah yang berani merayu?

Angin malam kian mendayu,
Masih kulihat pukul tujuh
Lihat, siapa itu yang datang dengan kemeja biru?
Rupanya dia teman SMAku, dulu

'Hai' sapanya,
Semua dimulai dari persahabatan
Hingga larut dalam perasaan
Aku tahu,
Kamu hanya kebetulan
Atas keaguangan tanpa paksaan
Berkelana dalam roda kehidupan
Mencari kawan dalam kesepian

Adapun dua kemungkinan
Diawali dengan pertemuan dan akan terus dipertahankan
Diakhiri dengan perpisahan dan sama-sama kehilangan

Apa arti kegembiraan tanpa adanya senyuman ?
Tadi malam aku lihat benar sebuah pancaran 
Begitu nikmatnya ketulusan
Begitu indahnya kedamaian
Syair matamu yang menguatkan
Hingga aku yakin untuk bertahan
Aku tidak mau tersiksa karena kerinduan
Yang nyata itulah kebenaran
Aku ingin menjadi baik atas pilihan yang telah dihadapkan

Kenyamanan diakhir pekan
Itulah adanya
Malam itu adalah awal dari pertemuan
Aku berharap untuk terus mempertahankan
Tak ingin lagi perpisahan
Tolong, Jangan pernah terlintas ketika terbesit kata untuk mengakhiri
Ya, untuk suatu hari nanti
Sungguh itu menyesakkan

Ini kah buah dari kesabaran ?
Sudah lama aku bertahan untuk melupakan
Memuja seseorang dalam balik kenangan
Sudah saatnya aku menghapus semua coretan
Membuka lembaran dengan orang titipan kepercayaan
Sudah, akan kulepas saja semua penantian

Bersama Tuan,
Semoga menjadi perjalanan yang mengagumkan

-md-

Sabtu, 19 Mei 2018

Pada Maaf

Jujur saja,
Aku seperti berada pada sebuah penyesalan
Terpojok seperti menanggung kesalahan
Maaf, atas sebuah kehadiran
Hingga berujung perpisahan
Kau dan Dia

Aku meracau amat pilu
Tak ada maksud bagiku
Maaf,
Karena nyaman, aku disini
Bukan terpaksa tak sampai hati

Aku melihat
Dia mengalah ketika rindu membeban
Dari suasana jarak, yang jauh dari kata nyaman
Aku selalu berpikir, apakah ini kesalahan ?
Namun semua akan terjawab perlahan

Maaf, 
Bukan aku yang meminta keadaan
Memang ini kesengajaan
Melihatmu dari diam, tanpa dihiraukan

Maaf,
Bukan aku yang meminta untuk terbalaskan
Akupun terbiasa dalam kesendirian
Namun apa ini sebuah jawaban ?

Maaf, 
Bukan maksudku untuk menjadi dalang
Kau pergi darinya, tak kunjung datang
Sayang, apa aku tempat mu pulang?

Bila salah, apa tidak ada kata maaf untuk kembali ?
Bila kembali, apa hanya untuk meminta maaf ?
Tolong, aku seperti dilanda penyesalan yang berarti
Untuk segala ucap, aku berhutang budi
Pada maaf yang selalu menghantui

-md-

Selasa, 15 Mei 2018

Nestapa Terkurung Lara

Sebagaimana aku menyikapi tawa
Dikemas bentuk suka yang berduka
Seolah ratapan penuh murka
Penuh air mata tanpa diseka
Jatuh tersungkur diatas tanah
Gugur penuh amarah
Tumbang tanpa pasrah
Terbuang bagai sampah
Inilah aku yang terlalu patah
Selalu berlindung dalam hati yang mengalah
Bayang fana tak tahu arah
Nestapa kian menjamah

Terlalu larut aku dalam keadaan

Hingga berujung kedukaan
Apakah ini sebuah keadilan?
Nyatanya sebuah kerinduan
Terlebih lagi jika itu kehampaan
Haruskah dipertanyakan?

Sebenarnya aku pun merasa

Takut menyesal dengan takdir semata
Semena saja terus dipandang hina
Apalagi melangkah tanpa raga
Ahh,
Bisa jadi aku dibunuh hilang nyawa

Hey, lihat aku bersimpah darah

Memanggil namamu amat mendesah
Apa kau tak punya rasa gundah?
Bahkan untuk menengokpun begitu susah
Tapi tenang kau tak usah resah
Masih banyak kawan berteman lelah
Akupun salah satunya

Begitu banyak derita 

Yang tlah ku rajut menjadi cerita
Entah itu maya atau nyata
Yang jelas aku penikmat semesta
Meski dirundung lara gulita
Namun itulah tanda cinta

Tapi jangan bicara tentang hati

Jika yang kau ungkap hanyalah parodi
Itu sama saja dengan sebuah diksi
Tak ada guna dan isi
Mungkin airmata ini tak akan berhenti
Bila kau ucap selamat tinggal lalu pergi
Tinggallah aku sendiri
Berkawan dengan sepi
Dan, sampailah aku bertemu kau nanti,
Apa aku masih menjadi pelipur hati?
Itu Ironi...

-md-


Senin, 14 Mei 2018

Arti Sebuah Kepercayaan

Yang sedang dilanda badai hatinya
Percayalah akan ada lalunya
Yang sedang diterpa hujan jiwanya
Percayalah akan ada pelangi setelahnya
Yang sedang bimbang dalam penantiannya
Percayalah akan ada penggantinya
Yang sedang tertekan dalam batinnya
Percayalah akan terobati lukanya
Yang sedang berjuang dalam perjuangannya
Percayalah akan ada ujungnya
Yang sedang meredam api dalam emosinya
Percayalah akan ada keringnya
Yang sedang marajut asa dalam mimpinya
Percayalah akan tiba masanya

Barangkali diharuskan sabar dalam prosesnya,
Barangkali dibutuhkan syukur dalam perjalanannya,
Barangkali dibutuhkan tekad dalam pencapaiannya,
Barangkali harus ada goresan dalam meraihnya,
Barangkali itu benar

Setiap doa dipagi hari
Jangan bosan untuk mengamini
Agar terkabul segala kekosongan ini
Buanglah iri jauh hari
Agar tenang dalam hati
Karena semua peduli
Dalam lirih yang berarti 
Semoga tercapai dikemudian hari

Amin

-md-

Minggu, 13 Mei 2018

Dalam Kata Bernama Setia

Tanda untuk setia ku
Seberkas cahaya melewati dada
Menerka penuh rasa
Sebenarnya ingin aku bertanya
Mengapa, Kau nampak linglung
Seperti perasaan yang masih tergantung
Namun tiap kali aku bertanya
Dengan banyak orang disana
Jawabannya selalu sama
"hati-hati dengan tipu daya" kata mereka

Setiaku memang selalu tersembunyikan
Hingga tak pernah tersampaikan
Ataupun terbalaskan
Itu hanya tipuan
Aku tahu,
Bagaimana rasanya berpura bahagia
Yang nyatanya itu rindu berkalang duka
Takdir memang sedang berlebihan
Termakan rayuan sang pujaan

Aku heran,
Mengapa banyak kali hawa terjerat
Bahkan terpikat
Atau terbisu dengan senyum kepalsuan?
Aku tahu,
Bukan kebohongan kan?
Rasakan
Ini tentang setia dan perasaan,
Doa yang selalu ada untukmu
Sejatinya memang tak banyak doa yang terucap
Namun aku selalu berharap
Setia untukmu
Karena aku ingin berdamai pada sang waktu
Tak melulu dan terburu

Dan setiap aku menangisi mimpi, yang akan pergi
Seketika aku ingin membawanya pada keikhlasan yang berarti
Bukan lelah dan payah,
Namun aku mencoba tegar
Dengan semua yang akan buyar
Terkubur secara perlahan

Aku tahu,
Semakin aku bersandar dalam pundakmu
Semakin aku tersadar akan hatimu
Memang bukan padaku,
Aku tak perlu cemas
Jika memang akan lepas
Akan ku coba ikhlas
Setiaku akan terus membekas

Aku tidak menyuruhmu untuk pulang
Bahkan kepersinggahan yang sementara kau tempati
Aku terus menatapmu lagi dan lagi, 
Sungguh menyakitkan rindu ini
Kala itu
Di Sabtu Malam Minggu
Saat kau bercengkrama denganku
Dengan secangkir kopi
Diatas meja dan kursi
Dengan sejuta misteri
Cerita cinta dan rahasia

-md-

Sabtu, 12 Mei 2018

Kenangan Terindah

Bagi mereka, aku berbau seperti kenangan.
Aksara yang terhimpun dalam lembaran tubuhku. Sejatinya aku adalah butir-butir ingatan tentang masa lalunya, yang akan hancur menjadi butiran debu.
Mata mereka seolah menerawang, dalam ringkih aku tersadar,  sudah tiga tahun lamanya kita bersama.
Hari ini mereka tersenyum sekilas, namun aku tahu, bukan aku yang menjadi objeknya. Tapi kita. Dibenak mereka terputar ingatan masa lalu. Untuk kita, Selamat Mengenang -  Selamat Dikenang.
Jombang, 5 Mei 2018

Sahabat

Tekadang kedatanganya hanya untuk sesaat
Membawa angan juga sayat
Apa ini keadaan darurat ?
Datanglah kemari teman sejawat
Peluk tubuhku erat
Ceritakan semua beban berat 
Luapkan semua penat
Ada aku dalam dekat
Tak kan kubiarkan kau terjerat
Tak akan ku biarkan kau tersesat
Ini dunia fana’,  hanya lewat
Kemarilah, perbanyaklah sholawat
Jangan pula  tinggalkan sholat 
-md-

Jumat, 11 Mei 2018

Terkhianati

Sudah hancur tergoyak ambisi
Menenti harapan tak kunjung kembali
Biarpun lama ku nanti sendiri
Namun tetap ku jalani

Dialah sosok pujaan hati
Bagai rembulan indah mentari
Wajah tampan menghiasi hari
Suaranya bergaung disanubari

Walau nasib telah begini
Namun cinta masih kumiliki
Untuk dirimu pujaan hati
 Yang telah hilang dibawa pergi

Teringat aku dibulan juni
Sejenak ungkapan rasa ini
Menitip rindu rintihan hati
Sebagai tanda cinta sejati

Namun apa artinya janji
Bila tak pernah ada bukti
Mencari kasih hingga mati
Hingga lupa nyawa sendiri

Sekeping hati ditelan bumi
Sebuah mimpi sudah tak berarti
Luka hati tertusuk belati
Hingga kini belum terobati

Sadarlah wahai kaum ukhti
Memang cinta susaah dimengerti
Biarakn ia tak peduli
Namun tetap jaga silaturami

Moga ia di bukakan pintu hati
Oarng yang tepat kini kutemui
Satu cinta dambaan hati
Atas rahmat sang Ilahi

-md-

Petuah Bapak

Sudah renta termakan usia
Memikul beban pedihnya lara
Biarpun lelah mencari harta
Namun tak kenal putus asa
Dialah sosok malaikat dunia
Hatinya bagai permata
Biar hidupnya sederhana
Namun terhias canda tawa
Walau gigi sudah tak ada
Rambutpun tak hitam pula
Namun semangat masih membara
Nasihatnya tak pernah lupa
Teringat slalu akan petuahnya
Saat bapak sedang berkata
Pabila diingat jatuh air mata
Jadilah anak berakhlak mulia
Tiada lelah bapak berkata 
sebagai bukti tanda  cinta
kepada semua anak-anaknya
demi mendapat hidup bahagia
Jadilah anak yang baik budinya
Serta tinggi martabatnya
Juga luhur akhlaknya
Supaya dosa hilang merata
Tapi jangan lupa ibadahnya
Sholat  ialah tiang agama
Agar iman slalu terjaga
Dari godaan setan semata
Bagai rembulan indah purnama
Tutur kata bapak sungguh bermakna
Untuk insan yang buta
Mencari arah hendak kemana
Petuah bapak sungguh berjasa
Untuk meraih akhlak sempurna
Moga Allah berikan istana
Derajad tertinggi berada di surga
Bersyukurlah wahai saudara
Jikalau bapak masih ada
Mari semua marilah berdoa
Agar bapak panjang umurnya
Untuk Bapak tercinta
-md-


Tentang Rasa

Pernahkah terlintas dimatamu
Bayangan yang selaknya menghantuiku
Ataukah hanya aku yang teramat merindu
Pernahkah kau rasakan 
Tentang artinya ketulusan 
Ataukah hanya rasa yang terlalu kudambakan 
Lalu pernahkah kau mendengar
Jeritan bak petir yang menyambar
Ataukah tentang suara yang mulai menghambar
Dan pernahkah kau berfikir
Tentang apa yang  kau ukir
Ataukah ibarat  ilustrasi yang akan berakhir
Namun, kini ku mengerti
Tentang rasa   yang selalu ku nanti 
Jawaban sang rintihan hati 
Sebab cinta yang kau tanam  telah mati
Usai sudah perjalanan cerita itu
Cerita cinta tentang  kau dan aku
Yang kau rajut setahun lalu
Tanpa ucap selamat  tinggal dan kau pun berlalu
-md-

Bertambah Dewasa

Kalau kata Nadin, " Pada akhirnya kami semua berkawan dengan sebentar ". Yaa mungkin benar adanya kata itu. Kata nadin, " Kit...